Labels

Cerita Mesum Istri Dokter Dengan Selingkuhannya

Istri Dokter Selingkuh Dengan ABG Jantan







Cerita Dewasa Nakal Istri Dokter Selingkuh  – kali ini menceritakan pengalaman tentang skandal Sex istri dokter yang kebetulan bekerja sebagai seorang manager produksi perusahaan Farmasi yang selingkuh dengan asistennya ketika ada tugas diluar kota.

Sebut saja namaku Geby, aku seorang wanita berusia 33 tahun dan sudah bersuami. Suamiku adalah seorang dokter muda yang usianya dibawahku 1 tahun. Usia perkawinan kami sudah 5 tahun ini namun belum juga dikaruniai seorang anak. Yah mungkin saja yang diatas belum mempercayakannya pada kami.

Sebagai seorang dokter yang mengabdi pada negara, suamiku sering sekali berpindah dari daerah satu kedaerah lain. Sebagai seorang istri aku-pun selalu ikut dengan suamiku di rumah dinas yang disiapkan untuk suamiku. Sampai suatu saat suamiku dipindahkan kesebuah puskesmas di desa yang menurutku sangat terpencil.

Bisa dibayangkan para pembaca, rumah dinas di desa terpencil pastilah sangat sepi dan jauh dari kota. Semenjak berpindahnya suamiku didesa terpencil itu, rasanya aku bosan sekali dengan situasi didesa itu. Sampai pada suatu pada puncak kejenuhanku, kebetulan sekali ada seorang wakil dari perusahaan farmasi tdak lain adalah relasi suamiku, datang mengunjungiku.
Aku yang mempunyai pengalaman ijasah S1 dan mempunyai cukup banyak pengalaman kerja ketika aku belum menikah, maka aku diminta untuk menjadi seorang manager produksi obat-obatan produksi di perusahaannya. Yah mungkin saja suamiku kasihan padaku lalu mereferesikan aku pada perusahaan farmasi.

Singkat cerita aku-pun sudah bekerja 1 bulan diperusahaan farmasi itu, nampaknya perusahaan farmasi itu puas dengan kinerjaku walaupun aku baru bekerja 1 bulan. Sampai pada suatu hari aku, aku diperintahkan dari pihak perusahaan untuk melakukan kunjungan ke kota kecil di Jawa Barat. Dalam kunjunganku itu aku ditemani oleh seorang asisten laki-laki.
Dia bernama Riski, seorang pria single, bertubuh standart, cukup tampan dan umurnya berkisar 27 tahun. Sesuai rencana awal, untuk malam pertama kami harus menginap di Bandung. Di Bandung kami menginap disebuah hotel bintang 3. Sesampainya di hotel aku pun membooking 2 Superior room, yang satu untuku dan satu untuk Riski.

Setelah menyelesaikan pembookingan, kami pun segera diantarkan kekamar oleh room boy. Akhirnya sampilah kami dikamar masing-masing yang letaknya bersebelahan. Saat itu kami hanya pergi berdua, selain sebagai asisten Riski juga merangkap sebagai driver. Sesampainya dikamar aku pun segera mandi karena badanku terasa lengket sekali.

Selesai mandi seperti biasa, aku pun memakai celana pendek berbahan tipis dengan atasan lingerie namun mirip daster yang panjangnya sampai diatas perut saja. Jika dirumah aku mengenakan lingerie untuk memancing nafsu suamiku. Rasanya tubuhku pegal sekali malam itu, walaupun lelah entah mengapa aku sulit untuk memejamkan mataku.

Karena aku tidak bisa tidur pada akhirnya aku pun menelefon Riski untuk menemaniku mengobrol di balkon kamar hotelku. Saat itu kebetulan sekali dia juga belum tidur. Beberapa menit setelah aku menelefon pada akhirnya diapun datang. Malam itu kami mengobrol banyak dari masalah pekerjaan hingga masalah pribadi, kami dengan cepatnya akrab satu sama lain.

Ditengah tengah kami mengobrol, aku yang hanya memakai lingerie dan celana pendek tipis merasa dingin karena cuaca bandung terkenal dengan cuaca dinginya. Aku perhatikan wajahnya disela kami mengobrol. Ternyata dia benar-benar manis, apalagi dia memiliki kumis tipis, makin manis saja dia. Saat itu karena aku merasa dingin aku mengajaknya masuk kekamar,
“ Riski, ngobrolnya kita teruskan dikamar saja yuk, dingin banget nih di balkon, ” ucapku sembari berdiri.
“ Iya yah buk dingin sekali, ya udah mari buk, ” ucapnya lalu bergeas berdiri juga.
Kemudian kami pun segera masuk dan tak lupa aku menutup pintu yang ada dibalkon agar angin yang dingin tidak masuk kekamar. Saat itu kami pun mengobrol di sofa yang ada dikamarku. Lama-kelamaan mengobrol denganya, akupun merasa nyaman, aku merasa bahwa dia berbeda sekali dengan suamiku, dia tipe pria yang romantis dan perhatian kepada wanita.

Cuaca yang dingin nampaknya membuat birahiku tiba-tiba saja datang, bisa dibayangkan jika seorang pria dan wanita dalam satu kamar pada cuaca yang dingin,hhe. Birahiku sexs-ku yang mulai membuatku resah, tiba-tiba saja dalam fikiranku terlintas fikiran, andai saja malam ini aku bercinta dneganya,pasti akan nikmat sekali, Oughhh.
Merasa seperti itu aku pun mencari ide untuk memancing birahi sex Riski,
“ Riski, badan aku pegal-pegal nih, kamu mau nggak pijitin aku,” ucapku dengan memegang tengkukku.
Sesat dia dia diam, mungkin saja dia bingung untuk menjawabnya,
“ Kog diem sih, kamu mau nggak tolongin manager kamu ini, ” ucapku lagi.
“ Eummm… ya buk saya mau, bagian mana buk yang mau dipijat ?, ” tanyanya dengan wajah sungkan.
“ Bagian punggung sama pundak dulu aja,tapi mijitnya dikasur aja yah biar enak, ” ucapku lalu merebahkan tubuhku dikasur dengan posisi tengkurap.
“ Iya Buk, ” jawabnya singkat kemudian dia duduk ditepian kasur dengan kakinya berada dilantai.
Saat itu sengaja lingerieku yang mirip daster sengaja sedikit aku singkapkan keatas agar dia melihat punggungku dan melihat sedikit celana dalamku. Saat itu dia masih diam saja, lalu,
“ Kog diem aja, ayo buruan dipijat dong Ki !!!, ” pintaku.
“ Iya Buk, ” jawabnya singkat.
Setelah aku suruh dia baru mulai memijat pundakku secara perlahan namun enak. Terus dipijatnya dengan hati-hati diiringi rasa sungkan. Beberapa saat dia memijat bagian pundakku,
“ Kog kurang kerasa yah pijatan kamu, mendingan sekarang duduk diatas pahaku deh, biar tenaga kamu terasa saat memijat punggung aku, ” ucapku mencari alasan agar dia terpancing dengan tubuhku yang putih mulus dan ramping ini.
“ Naik diatas paha Ibuk ??? Ini serius buk ??, ” ucapnya heran lalu bertanya untuk memastikan apakah aku serius.
“ Iya naik aja, nggak usah sungkan lagiankan Cuma sekedar memijat saja, buruan gih !!!, ” perintahku.
“ Ii..iya buk, maaf ya Buk, ” ucapnya sembari naik diatas pahaku.
Saat itu aku masih dengan posisi tengkurap, dan Riski duduk tepat diatas pahaku. Persisnya dibawah pantatku. Setelah dia duduk diatasku mulailah dia memijatku lagi,
“ Nah.. kalau ginikan enak, terasa banget tenaga kamu, ” ucapku sembari merasakan nikmatnya dipijat Riski.
Sembari terus memijat kami pun mengobrol dengan asiknya, nampaknya Riski sudah tidak sungkan lagi berada diatas pahaku. Saat itu dia memijat dari pundak hingga berakhir pada pinggangku. Saat dia memijat pinggangku berpura-pura kesakitan dengan mengangkat pantatku keatas hingga mengenai kejantanannya yang terbungkus celana pendek itu,
“ Aow… pelan-pelan ya Ki kalau memijat bagian itu, ” ucapku.
“ Maaf ya Buk, iya saya pelankan pijatan saya, ” ucapnya.

Hahaha, pasti dia tidak lama lagi dia akan ereksi kalau aku sering mengangkat pantatku, ucap dalam hatiku. Saat itu berpura-pura sakit dan beberapa kali aku mengangkat pantatku hingga mengenai kejantanannya. Sampai pada akhirnya aku-pun meminta Riski agar duduknya naik keatas lagi hingga kejantanannya menempel pada pantatku.

Disaat memijat dengan posisi duduknya yang seperti itu pastilah ketika bergerak kejantanan Riski sering terkena pantatku. Setelah beberapa saat pada akhirnya kurasakan ada benda keras yang menyodok-nyodok pantatku ketika memijat. Hahaha, akhirnya kejantanan Riski ereksi juga. Saat itu aku biarkan saja kejantananya mengenai pantatku.
Aku yang dari awal sudah horny melihat Riski pada akirnya aku-pun memberanikan diri untuk berkata,
“ Ki, adik (penis) kamu berdirikan, ” ucapku tegas semabari menolehkan wajahku kearah Riski.
Mendengar pertanyaanku yang seperti itu seketika wajah Riski-pun nampak pucat dan takut,
“ Kog diem sih ditanya, aku tahu kog dari tadi adik (penis) kamu berdiri gara-gara sering menyentuh pantatku, udah nggak usah pucat gitu mukanya, aku nggak marah kog, ” ucapku menenangkanya.
Setelah aku berkata seperti itu nampak wajah Riski kembali rileks,
“ I.. Iya Buk, maf yah Buk saya nggak bermaksud………, ”
Belum selesai dia berbicara, aku yang sudah terlanjur bernafsu-pun langsung memegang kejantannya dengan posisi tengkurap,
“ Shhhhh…. Buk… jangan Buk…, ” ucapnya menolak namun mulutnya mendesah.
“ Sudahlah Ki kamu nggak usah sungkan dengan Ibu, sejak kita ngobrol Dibalkon tadi ibu sudah terangsang sekali melihat kamu, Kita nikmati malam yang dingin ini yah, ” ucapku sembari meremas kejantananya dari luar celananya.

Baca Juga : Cara Memperbesar Penis


Terlihat saat itu dia sangat kaget sekali dengan perlakuanku padanya. Saat itu-pun aku meminta Riski untuk menyingkir dari atas pahaku agar aku bisa membalikan tubuhku. Riski yang polos itu menuruti semua perintahku. Saat itu aku segera membalikan badanku sehingga posisiku menjadi terlentang. Risky yang duduk disampingku aku tarik tubuhnya hingga menindih tubuhku,
“ Ki kita bercinta yuk, aku ingin kamu puaskan malam ini, ” ucapku.
Tanpa aku beri kesempatan berbicara mulut Riski-pun segera aku lahap,
“ Eummmm… Euhhhhh…, ” lenguhku sembari melumat bibr Riski.
Melihat keagresifanku dia-pun segera menyambut ciumanku dengan penuh nafsu. Dilumatnya bibirku dengan kuatnya. Sembari terus berciuman tanganku meremas kejantananya, sebaliknya, Riski juga memainkan vaginaku yang masih terbungkus celana tipis. Malam itu kami tenggelam dalam hasrat sex kami yang menggebu-gebu.

Beberapa menit kami saling berciuman dan memainkan alat vital kami yang masih terbungkus celana. Aku meremas dengan gemas kejantanan Riski begitu pula Riski yang memainkan vaginaku dengan gemas juga. Dibalik wajah polosnya ternyata Riski lumayan berpengalaman dalam hal bercinta. Bahkan Riski juga menjilati bagian-bagian senitifku.

Dijilatinya dengan penuh nafsu bagian leher hingga berakir pada belahan payudaraku yang masih terbungkus lingerie.,
“ Oughhhh Ki… Ssshhhh… kamu pandai sekali merangsang aku, nikmat sekali ki jilatanmu… Ahhhh…, ” ucapku nikmat.
“ Ki aku udah ggak tahan nih.. Oughhhh… kita ML yuk… Oughhh…, ” sambungku.
Saat itu aku sudah tidak tahan lagi dengan rangsangan rangsangan yang diberikan Riski. Tanpa banyak berfikir kami-pun segera membuka semua pakain kami. Serempak kami-pun malam itu telanjang bulat. Setelah telanjang bulat Aku-pun meminta Riski merebahkan tubuhnya dibawahku,
“ Ki aku diatas dulu yah, kamu yang dibawah, ” pintaku dengan penuh nafsu.
“ Iya Buk, terserah ibu aja, ” ucapnya.

Kemudian Riski-pun terlentang dan aku langsung memposisikan tubuhku diatas tubuhnya. Vagina-ku yang sudah lumayan basah dan terus berkedut-kedut pertanda aku sudah Horny sekali. Dengan cepatnya aku-pun segera meraih kejantanan Riski dan aku arahkan pada liang senggamaku. Karena vaginaku sudah becek dengan lendir kawinku maka aku kejantanan Riski segera aku benamkan pada laing senggamaku,
“ Zlebbbbbbbbbbbbbbbb… Sssssshhh… Aghhhhhhhhh…, ”
Akhirnya kejantanan Riski memenuhi vaginaku juga, Ouhhhh nikmatnya. Tanpa membuang waktu aku-pun segera bergoyang diatas kejantanan Riski. Aku merasa seperti koboi yang sedang menunggang kuda jantan yang perkasa. Kugoyang penis Riski dengan penuh birahi sex dan fantasi sex liarku,
“ Oughhh… penis kamu enak sekali Ki, rasanya penis kamu menyodok sampai perutku… Ssssshhh… Ahhhh…, ” ucapku sembari terus bergoyang.
Saat itu riski hanya tersenyum saja, nampaknya dia menikmati sekali permainan sexs kami. Sembari terus bergoyang Riski-pun meremas-remas payudaraku dengan kedua tanganya. Sesekali dia memijat-mijat puting susuku, Oughhh… hal itu membuat aku semakin liar saja. Goyanganku saat itu semakin cepat dan tidak beraturan.

Terkadang maju mundur, naik turun, dan juga aku bergoyang memutar seperti artis dangdut diatas tubuh Riski. Desahanku dan Riski malam itu saling bersahut-sahutan diriingi dengan suara beceknya vaginaku dengan lendir kawinku. Beberapa menit aku menggunakan posisi women on top, aku yang sudah lepas kendali pada akhirnya,
“ Aghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ….. Eummmmm… Syurrrrrrrrrrrrrrrr……., ”
Seketika kuhentikan goyanganku dan tubuhnku mengejang diiringi aliran lendir kawinku yang keluar lumayan banyak. Aku mendapatkan Orgasme pertamaku. Melihat aku sudah mendapatkan klkmaksku Riski-pun berkata,
“ Buk, sekarang aku yang diatas yah, ” pintanya.
Tanpa menjawab aku-pun segera berganti posisi dengan merebahkan tubuhku dibawah Riski. Setelah aku terlentang Riski-pun segera menindihku kemudian meraih kejantannya dan segera memasukan kejantannya ke liang senggamaku,
“ Blesssssssssss….., ”
Saat itu vaginaku kembali dipenuhi oleh kejantanan Riski,
“ Eughhhhhhhhhh…, ” lenguhku.
Riski yang belum mendapatkan klimaks-nya dengan penuh nafsu dia-pun membuka lebar-lebar pahaku. Setelah terbuka lebar, lalu dia-pun mengayunkan penisnya dengan gemasnya didalam laing senggamaku,
“ Oughhh… kamu liar sekali sayang, Aghhhh… kamu bernfasu sekali…Aghhhh…, ” ucapku nikmat merasakan tusukan penis Risky yang perkasa itu.

Dikeluar masukanlah penis Riski dengan penuh nafsu. Benar-benarluar biasa genjotan penis Riski yang menusuk liang senggamaku. Aku yang merasakan itu semakin basah saja vaginaku, lendir kawinku semakin banyak saja. Nampaknya sudah basah kuyup vaginaku. Setelah kira-kira 10 menit aku merasakan tusukan Riski semakin cepat.

Riski nampaknya akan mendapatkan klimaksnya, saat itu menindih tubuhku dengan tubuhnya. Mulutnya mencimi bibirku dengan terus menggenjot vaginaku dengan kejantananya. Ditengah nikmatnya permainan sexs kami, tiba-tiba Riski menusukan penisnya dalam-dalam dan menghentikan ayunan penisnya,
“ Crottttttttttttttttt….. Crotttttttttttttt… Crotttttttttttttttt…, ”
“ Oughhhh… Aku keluar Buk… Aghhhhhhhhhhhhhhh….,” desah Riski mndapatkan klimaksnya.
“ Iya sayang keluarkan semua sperma kamu dalam vaginaku, Oughhhhhhhh…., ” ucapku sembari menikmati derasnya semburan sperma Riski didalam liang senggamaku.

Rasanya hangat sekali liang senggamaku, derasnya air mani Riski membuat fikiranku melayang layang. Sungguh tidak kusangka Pria berwajah polos itu pandai dan kuat sekali dalam berhubungan sex. Malam itu kami meghabiskan malam kami dengan berhubungan sex sebanyak 3 kali. kami melakukan hubungan sex yang kedua disofa dan yang ketiga di bathup kamar mandi.

Sungguh puas sekali kami malam itu. Setelah puas kami-pun terkapar lemas dan kami tertidur pulas dengan berpelukan dan telanjang bulat. Pada pagi harinya kamipun bangun lalu segera mandi dan setalah mandi kami-pun segera merapikan diri untuk persiapan kunjungan kami. Singkat cerita kami-pun telah menyelesaikan kunjungan kami.

Setelah selesai kami kembali kehotel untuk mengambil barang-barang kami lalu check out dan kami kembali pulang kerumah. Semenjak kejadian itu jika ada kunjungan diluar kota aku-pun selalu ditemani oleh Riski. Selain kami bekerja kami juga bisa bersenang-senang dengan berhubungan sex. Hubungan kami terus terjadi hingga kini tanpa sepengetahuan siapapun.


" TAMAT ''

Cerita Dewasa Beni Dan Mamanya Yang Hot


https://zanaloveczermintzyz.blogspot.com/2017/10/cerita-dewasa-beni-dan-mamanya-yang-hot.html





Cerita hot Mama - Ibu Beni duduk dengan perlahan nyaris tak menimbulkan suara di tepi tempat tidur, Beni masih belum sadar, asik menonton. Untung saja ia tak menonton sambil mengocok kont01nya. Anna melirik layar, nampak pemain film wanita yang bertetek besar sedang merem melek disodok lawan mainnya. Sangat panas adegannya. Lama juga ia menonton. Sedikit banyak membuat gairahnya bangkit. Ia merasakan m3meknya agak basah. Tak lama Beni agak menggerakkan duduknya, biasa ganti posisi, nggak nyaman dengan celana yang sesak, saat kepalanya agak menoleh.....astaga...mama Anna...gawat deh....tengsin. Mamanya hanya melihat Beni dengan wajah datar, tanpa komentar. Beni segera melepas earphonenya, segera dengan panik mengklik tanda x untuk menutup player. Lalu dengan muka menyesal ia segera bicara...

”Ma...a...anu maaf....aduh....pokoknya maafin Beni ma, Beni bisa jelasin...”
”Jelasin apa Ben..? kamu itu ngapain nonton film kayak begitu...?”
”A...anu ma, namanya juga anak lelaki...ingin tahu...”
”Oh gitu...ingin tahu, terus kalau sudah tahu...ingin apa lagi...? Ingin ngerasain...?”
”Ya...ng...nggak lah ma.”

Anna diam sejenak, nampak berpikir sedang bergelut dengan pertentangannya.

”Ben...kamu malam minggu gini memangnya nggak ada kerjaan lain apa, selain nonton gituan...”
”Ya...ada sih ma, Cuma sekarang lagi malas main game atau internet...”
”Ah...internet ya. Mama juga lupa, mau buka situs jorok...? situs yang isinya wanita usia 30an lebih, yang teteknya besar, terus juga baca cerita jorok yang isinya obsesi terhadap mamanya, ibunya, tantenya, begitu kan...?”
”Lho...lho kok...”

Beni seperti kucing kebakaran jenggot, kok mama Anna bisa nembak dia secara tepat. Belum heran keterkejutannya mamanya mulai berbicara lagi, lebih mengejutkannya...”

”Ben...yang jujur ya...kamu sering mengkhayalkan mama kan...?”
”Eng...eh...duh...i...iya.”
”Nah...daripada kamu berkhayal, sekarang kamu wujudkan deh.”
”HAH...?A..apaan ma...?”
”Iya...kamu nggak mau mewujudkan khayalanmu ? Kalau mau, ayo, mama kasih kesempatan.”

Masih heran juga tak percaya Beni dengan ragu – ragu mendekat, tak menyangkalah dia, Beni sendiri sebenarnya sudah siap kalau mama Anna memakinya saat ketahuan nonton film tadi, tapi kok malah jadi begini. Ia mendekat Anna yang sedang duduk...

”Kamu pasti sering membayangkan ini kan...?” Anna menunjuk teteknya. Beni hanya diam.
”Mama tahu kok, film yang kamu tonton juga sama, wanitanya bertetek besar. Lho kok diam, kamu nggak mau merasakannya...?”

Beni diam saja, Anna memegang tangan Beni, mengarahkannya ke teteknya. Tangan Beni agak gemetar saat menyentuhnya. Jauh...jauh lebih besar daripada tetek si Astri. Awalnya Beni hanya memegang dan meremas dengan takut – takut, namun saat dilihatnya Anna hanya diam saja, percaya dirinya mulai timbul, remasannya makin kuat dan lebih berani. Anna mulai memejamkan matanya seekali, mulai merasakan rasa nikmat mengaliri tubuhnya. Kini Beni bahkan sudah berani menggunakan kedua tangannya. Terasa pentil mamanya yang besar dibalik dasternya itu. Kont01nya..... Seingat Beni belum pernah sekeras ini

Lagi asik meremas, mama Anna menyuruhnya berhenti dan menyuruh beni membuka bajunya...semuanya kata mama Anna. Beni menurut saja. Saat ia sudah telanjang mata Anna menatap kont01 Beni dengan kagum....sedikit lebih panjang dari Dedi, tapi tak gemuk. Nah Beni sudah membuka bajunya, biar adil maka Anna segera berdiri, sementara Beni duduk di tepi tempat tidur. Anna mulai menarik dasternya, CD hitamnya terlihat oleh Beni, perutnya dan tetek besar yang menggelantung indah itu, yang pentilnya mengacung sempurna....lalu saat mamanya mengangkat tangan membuka dasternya, Beni melihat rimbunan bulu keteknya yang lebat...astaga....Beni terangsang sekali. Astri tak mempunyai bulu ketek, namun saat ia melihat bulu ketek Anna, sungguh nafsu Beni naik sampai ke ubun – ubun....gila. Kini Anna hanya memakai CD Hitamnya.

Dan terlalu indah rasanya untuk Beni bayangkan....mama Anna mendekat ke arahnya yang sedang duduk di tepi ranjang, mamanya berjongkok di hadapannya, tangannya....oh tangan halus mama Anna mulai menggenggam kont01nya....membelainya dengan enak, memainkan bijinya, mengocoknya perlahan....lalu...astaga lidahnya mulai menjilati kepala kont01nya.......ya ampun...kalau ini mimpi, tolong jangan biarkan aku bangun....tapi ini bukan mimpi. Beni merasakan lidah mamanya mulai menjelajahi batang kont01nya memberikan sensasi kenikmatan pada titik – titik sensitifnya, dan mulut seksi itu mulai menelan kont01nya, mengulum dan menghisapnya....emutannya sangat kuat dan menggairahkan. Beni mendesah lemah....Anna mendongak sesaat matanya bertemu mata Beni....Beni makin bergairah. Benar – benar lewat si Astri pikir Beni mengomentari hisapan maut milik mamanya. Apalagi saat bijinya dihisap dan diemut....oh....sensasinya terasa sampai ke sendi...gilaaaa...Beni merem melek.

Oh apa lagi ini....mama Anna nampak makin mendekat, kont01 Beni diletakkan di antara teteknya, sementara kedua tangannya mengepit dan ditangkupkan di pinggiran teteknya, membuat kont01 Beni terjepit dengan manisnya di belahan tetek besarnya. Beni sangat antusias, dia sering melihat adegan ini di film bokep, sayangnya tetek Astri tak memungkinkan untuk mencoba cara ini. Saking antusiasnya Beni dengan lugunya berucap...

”Ma...tahu juga gaya ini ya...”
”Beni..Beni..., waktu kamu belum bisa jalan saja mama sudah kenal dan ngerti ngewek. Ya pahamlah kalau cuma gaya begini...”

Mau nggak mau Beni nyengir juga menyadari keluguannya. Mamanya juga nyengir. Mama Anna mulai menggoyangkan tetek besarnya itu, mendepetkannya makin menjepit kont01 Beni, saat tetek yang sebelah goyang ke atas, yang sebaliknya ke bawah, begitu terus bergantian, makin lama makin cepat....Aaahhh...Beni mendesah, gila enak banget kont01nya....dijepit tetek yang besar...tiada tara. Makin cepat saja Anna memainkannya, ketika ia melihat anaknya mendesah keenakkan. Beni sampai kelojotan, mati – matian menahan diri....

Akhirnya Anna menyudahi acaranya memainkan kont01 Beni. Ia berdiri, naik ke tempat tidur Beni, berbaring. Beni segera mendekat dan dengan tak sabaran mulai menyerbu teteknya....tangan remaja itu dengan ganas meremasi dengan kuat tetek besar milik mamanya yang sudah lama ia bayangkan. Keras dan kenyal. Mulutnya mulai menghisapi pentilnya yang mengacung itu, dijilati, digoyang – goyang dengan lidahnya, bergantian kiri dan kanan. Beni lalu mengangkat tangan Anna,, penasaran...ia mulai menciumi keteknya yang hitam itu, aromanya sungguh harum dan memberikan sensasi sensual, dengan rakus ia mulai menciumi, menjilatinya...Anna menggelinjang kegelian.

Lalu pada akhirnya Beni menurunkan tubuhnya, menatap selangkangan Anna. CD Hitamnya masih ia kenakan. Nampak tebal mengundang. Sedikit menampakkan jembut yang menyembul di pinggirannya. Jari Beni mulai menggosok CD itu, perlahan lalu mulai cepat. Anna mulai merasakan nikmat, m3meknya mulai basah. Beni menarik pinggiran Cdnya yang menutupi m3meknya, seperti menyempitkannya, lalu menariknya ke atas, membuat CDnya terjepit di antara belahan m3meknya yang kini terlihat jelas. Beni memandangi pinggiran dan permukaan belahan m3mek mamanya yang ditumbuhi jembut itu. Segera Beni menurunkan CD hitam itu, ingin melihat lebih jelas. Terpesona memandang m3mek tebal itu. Di atasnya dengan jembut hitam yang lebat, belahan m3meknya sudah agak mekar, sedikit memperlihatkan isinya yang kemerahan

Beni menunduk mendekatkan kepalanya....awalnya Anna merasa risih, dia memang mau melakukannya, maksudnya langsung saja, kalau Beni harus memainkan m3meknya dia masih sungkan...tapi sudahlah...go ahead, toh aku juga tadi mainin kont01 anak ini. Beni mulai mendekatkan mulutnya...aroma enak memenuhi rongga hidungnya.Mulutnya dengan lembut mulai menciumi jembut mamanya. Sesekali menjilatnya, agak basah jembut Anna kini. Lalu ia mulai menyapukan bibirnya naik turun pada belahan m3mek Anna. Enak sekali...diciuminya dan dijilatinya seluruh permukaan m3mek itu, akhirnya fokus ke daging sebesar kacang yang menonjol itu, lidahnya mulai menjilati dengan ganas, memainkannya dengan semangat it1l tersebut....setelah agak lama jarinya disodokkan ke lobang m3mek mamanya. Lama ia bermain di bawah sana...Oh..No...Desis Anna....gila...Beni....

”Awwww....Bennnnn....”
”Pinteeerr....kammuuuu.....Aiiihhhh......”
”Ogghhhhh.....Yessssss..........”

Anna mengejang...orgasme yang sudah agak lama ia jarang dapatkan. Beni segera menghetikan kegiatannya, menaiki tubuhnya, menindih tubuh Anna, bersiap menyodoknya...

”Ben...kamu bandel juga ya....cara kamu....sudah pernah begituan ya...nakal kamu...”
”Iya...sama teman ma...itu juga pakai kondom...”

Ya...setelah sekarang dia dan mamanya sama – sama bugil, buat apa lagi Beni sungkan atau berbohong..? Tak ada gunanya kan. Beni mulai bersiap, tapi Anna kembali berkata...sedikit ironi...

”Yang...nanti keluarin di dalam saja...toh tak bakalan jadi.”

Beni agak sedih jadinya, tapi hanya sesaat, Beni mulai menurunkan pantatnya....blesss...mantap. Beni diam sebentar...enak. jadi begini rasanya kalau tak pakai kondom...nyamannya pikir Beni.Anna menatap beni yang lagi bengong sebentar menikmati moment emasnya, tak sabaran jadinya, segera menggoyangkan pantatnya...Beni tersadar, mulai bergerak memompakan kont01nya...keluar masuk dengan konstant dalam m3mek mamanya yang terasa masih sempit dan hangat itu. Setiap gerakannya terasa nikmat, kont01nya seakan dibelai oleh cairan yang lembut dan sejuk.

Sementara tetap memompakan kont01nya, mata Beni memandang pada tetek besar mamanya yang selalu membuatnya terangsang itu, tetek itu nampak bergoyang, Beni memepercepat sodokannya, tetek itu bergoyang makin cepat. Nafsuin bangeeet, Beni segera menciumi tetek Anna dengan ganasnya. Sampai kegelian jadinya mamanya, mana hisapan Beni sangat kuat pada pentilnya, Anna mendesah erotis sekali. M3meknya mulai terbiasa dan menikmati kont01 anaknya, makin merasakan nikmatnya setiap sodokan kont01nya.

”AAAhhhh....Teruussss.....”
”Oooohh,,,,Ooohh......Yeesssss...”
”Ughh.....tekeeeenn Beeennnn......”

Anna kembali mengejang dengan kuat, Beni merasakan semburan hangat membasahi kont01nya, orgasme milik mama Anna. Dengan sedikit tergesa Beni mempercepat sodokannya, lalu mencabut kont01nya. Ditariknya tangan mamanya.

Anna segera bangkit, Beni membuat posisinya menungging, lalu Blesss...kont01 beni kembali menerobos m3meknya dari belakang. Bunyi pahanya beradu dengan Beni yang sedang menyodoknya terdengar nyaring di kamar in, menambah tinggi birahi. Beni dengan puas menyaksikan kont01nya keluar masuk, sesekali ia meremas bongkahan pantat mamanya yang sangat montok itu. Dia terus menyodok tanpa kenal lelah. Ditundukkan sedikit badannya, tangannya menjulur, meremasi tetek mamanya. Enak banget sambil nyodokin m3mek mamanya yang nungging, tangannya mainin tetek mamanya....makin nafsu saja Beni, ia menyodok makin kuat dan cepat...Anna benar – benar kelojotan...dan kembali mendapatkan orgasme...ampun dashyat juga anak ini......sementara Beni makin menggila saja, kont01nya menyodok sekuat dan sedalam mungkin...plok....plok...ahhh...desahnya...akhirny a ia merasakan....crooot....croootttt...pejunya memancar dengan kuat dan banyak, membasahi m3mek mama Anna. Terdiam dia, badannya menempel pada punggung mamanya yang sedang nungging itu. Setelah diam agak lama ia mencabut kont01nya yang masih keras.

Anna segera bangun, terasa peju yang mengalir di m3meknya. Baru saja ia mau membersihkannya, Beni sudah menariknya lembut, membaringkannya agak miring, dan Beni berbaring di sampingnya, tanpa banyak bicara mengangkat satu kaki Anna, lalu....ya ampun....langsung lagi ? Kont01 Beni kembali menyodok m3meknya, dan Beni mulai mencumbunya, Anna tanpa ragu membalas ciumannya, panas dan bergelora....Tangan anak itu kembali meremasi teteknya...Anna mendesah, tangannya merangkul kepala Beni, memeperlihatkan keteknya yang lagi – lagi segera habis dilumat oleh Beni. Sodokan kont01nya juga makin kuat, bahkan Anna merasakan kont01 Beni makin membesar saja di dalam m3meknya yang sudah sangat basah itu. Gila...bisa jebol lagi nih.....Anna memandang ke arah bawah, menyaksikan kont01 milik naknya yang sedang menerobos keluar masuk m3meknya yang sudah memerah itu...gairahnya jadi terbakar.....Beni benar – benar merasakan betpa nikmatnya m3mek mamanya ini, tak memperdulikan keringat yang mengalir, makin asik memompakan kont01nya, terkadang desahan suara mamanya terdengar, sangat erotis dan merangsang di telinganya. Dan lagi....mamanya mendapatkan orgasme, mamanya memburu bibirnya, menciuminya dengan kuat, membuat beni kehilangan kontrol sesaat. Beni masih saja memompa, saat ia merasakan bijinya dimainkan dan diremas, gilaaaaa....enak banget makin menambah nikmatnya setiap sodokan yang ia lakukan....oooohhh.....akhirnya batas Beni pun tiba, denyutan itu menandakannya....kembali ia mencium bibir mamanya...kali ini dengan hangat dan lembut....crooot...crooot....selesai. Lemas dan bahagia. Daerah selangkangan mereka berdua sudah basah dan lengket, cairan putih seperti busa nampak menempel di sekitar paha mereka. Beni segera mencabut kont01nya.

Anna terkulai lemas....ampun...kalau Beni meladeninya seperti ini, hasratnya akan selalu terpenuhi, kalau memang harus begini jalannya, ya terjadilah. Tapi tetap aku harus menjaga wibawa Dedi di mata Beni...

”Ben, rahasiakan ini dari papamu ya.”
”Iya ma. Ma, Beni nggak tahu alasan mama membuat kita melakukan ini, tapi yang pasti Beni senang dan setelah ini akan terus meminta mama, mana bisa berhenti lagi. Paling berhenti kalau ada papa.”
”Hehehe...nakal kamu, ingat, jangan nonton film kayak gitu terus, juga jangan buka situs jorok.”
”Kayaknya nggak deh...mana sempat lagi ? Kan nyodokin mama terus hehehe”

Dan dasar anak muda masih kuat, Cuma istirahat sebentar sudah nyodok lagi. Anna hanya bisa tersenyum saja. Dia dan si buah hati kini telah memasuki babak baru dalam kehidupan mereka.

Sebulan kemudian suaminya datang, setelah selesai urusan kerja sama bisnisnya. Dedi baru saja masuk. Beni lagi di kamarnya. Anna menyambutnya seperti biasa, dan melihat wajah Anna juga senyumnya yang lepas, tahulah Dedi...dia sudah melakukannya. Dedi tersenyum saja. Itu sudah jalannya, biarlah Anna juga berhak meraih impiannya. Kehidupan terus berjalan, akhirnya Teti hamil, kini sudah bulan ke 5, Dedi bagaikan di awang – awang, makin jarang datang aja ke Anna, tapi Anna tak pernah mengeluh lagi......Dan memang Anna tak butuh mengeluh lagi, buat apa...selalu ada Beni anak kesayangannya, buah hatinya, juga pelepas dahaganya......

Baca Juga : Cara Mengatasi Ejakulasi Dini  




" Tamat "

Cerita Seks Hot Bersama Mertuaku Yang Nakal


https://zanaloveczermintzyz.blogspot.com/2017/09/cerita-seks-hot-bersama-mertuaku-yang.html




Cerita Mesum Panas - Perkenalkan Namaku Adi ( singkatan ) dan belum setahun ini aku kawin dengan Ina, setelah dia menyelesaikan SMU nya. Ina adalah anak tunggal dan Ibunya ( mertuaku dan umurnya sekitar 40 an) telah cerai kira2 5 tahun yang lalu, tapi sampai saat ini aku nggak tahu mengapa mereka sampai bercerai. Karena rumah mertuaku cukup besar di daerah Bekasi dan apalagi Ina hanyalah anak satu2nya, maka setelah kawin, aku dan Ina diminta tetap tinggal di rumah ini, karena Ibu nggak mau ditinggal sendiri. Padahal, aku sudah punya rumah sendiri, walaupun masih memcicil di KPR.

Untuk menyingkat cerita, baiklah kumulai cerita ini yang terjadi kira2 dua bulan yang lalu. Seperti biasanya, aku pulang dari kantor dan sampai di rumah kira2 jam 18.00 . Ina dan ibunya selalu ngobrol di tetangga sebelah rumah, biasa perempuan..ngerumpi kali. Sesampainya di rumah, aku biasanya langsung mandi. Suatu sore, saat aku lagi mandi dan kebetulan aku sedang menggosok kontolku dengan sabun untuk membersihkan kotoran2 yang ada dan kontolku sedang berdiri tegak karena gosokanku tadi.eeeehhhhhh, tiba2 pintu kamar mandinya terbuka lebar dan Ibu mertuaku masuk terburu-buru sambil kedua tangannya mengangkat roknya keatas.

Melihat aku ada didalam kamar mandi dan kebetulan aku menghadap ke arah pintu... aaaahhhhkkkk..Adiiiii..teriak mertuaku tertahan sambil menutupkan kedua tangannya ke arah mulut nya, tapi matanya yang terbelalak kaget itu tetap tertuju ke arah kontolku. Ad.Adiiii..., lanjutnya setelah kekagetannya sedikit hilang, lho.. kok...kamar mandi nya nggak di kunci... Dan matanya masih tetap tetegun ke arah kontolku. Lho...Ibu sih...masuknya nggak pakai ketok2 dulu...Ad.. adaaa.apa sih bu kok. keburu-buru.???? Kalau sudah kebelet mau pi.pis.., ya. pipis aja deh.. bu, kataku, tapi...Ina.dimana.bu .?? lanjutku, karena aku takut tiba2 Ina muncul juga, bisa2 tengsin. Ohh..Ina lagi ke warung dengan si Wati, katanya sih mau beli rujak.., kata ibu. Si..silahkan.deh ..bu.kencingnya.kalau sudah kebelet...Tapi..kalau Ina tahu bu.bisa berabe., lanjutku tanpa kuubah posisi berdiriku. Nnggg..nggaaakk. apa2..nih..Di., kata ibu sambil kedua tangan nya mengangkat roknya dan. iy.. ya.deh.Diii..ibu sudah kebelet niiihh..lanjut ibu sambil menurunkan Cdnya.

Terlihat sekelebat., sebelum ibu jongkok, memeknya yang ditumbuhi bulu2 hitam yang lebat dan membuat kontolku semakin tegang aja. Ad.adiii...tolong..dong ambilkan air di gayung..., kata ibu tiba2 sambil tangan kanannya mengarah ke arahku.dan...entah disengaja apa tidak, tangan ibu telah menyentuh kontolku. Ma.aaaff.yaaa.Diii.. keseng.gol., kata ibu setelah merasa tangannya menyenggol kontolku. Sambil keluar dari kamar mandi, ibu masih sempat berucap pelan. Aaa.. diii., si Ina beruntung.ya... Untung gimana bu...tanyaku nggak jelas, sebelum ibu menutup kamar mandi...Tapi nggak ada jawaban dari ibu dan kulanjutkan mandiku sampai selesai.

Seminggu kemudian, tepatnya hari Jum'at pagi sewaktu aku sarapan bertiga dengan Ina dan Ibu, Ina bilang..Maaass.nanti siang aku mau pergi ke rumahnya si Sarah di Kebayoran Lama.mau ngebantuin dia...besok kan dia mau nikahan...waktu kita nikah dulu, dia kan membantu kita disini..sampai nginep lagi. Jadi kamu mau nginep juga.? Tanyaku sambil mataku tertuju ke arah ibu. Iya..dong Massss..nggak enak kan ? Jadi Mas dan Ibu, datang saja kesana besok sore sambil sekalian menghadiri resepsinya. Bolehh.kan...Mas...?? OK.deh..kalau gitu, kataku dan aku langsung berangkat ke kantor setelah pamitan dengan Ina dan Ibu. Sore harinya ketika aku sampai didepan rumah, terlihat rumah Ibu tertutup dan waktu kucoba membukanya, eh..nggak taunya terkunci. Aku jadi agak kesel juga ke Ina, katanya mau pergi sendiri ke rumah si Sarah, tapi rumah kok di kunci.

Lalu kucoba mengetok pintu, siapa tau Ibu entah sedang mandi atau ketiduran. Setelah beberapa kali pintu kuketok, terdengar suara ibu dari belakang...siapa ya...?? Adiiiii.bu... , kataku dan sewaktu pintu dibuka terlihat pening kiri dan kanan ibu telah di tempeli koyok. Lho...bu...kenapa...? tanyaku...sakit..ya..bu, lanjutku. Enggak...kok.diiii...ibu cuman agak pusing sedikit aja.dan.sekarang sudah agak mendingan kok..setelah ditempelin koyok. Ohhh..., kataku sambil terus masuk rumah. Adiiii...kata ibu sambil berjalan menuju kamarnya...nanti kamu makan sendirian aja..ya., ibu kepingin tiduran dulu...masih berat..rasanya kepala ibu ini. Nggak.apa..deh.bu., kataku sambil menuju kamarku yang letaknya nggak terlalu jauh dari kamar ibu. Setelah mandi, kukenakan pakaian kesukaanku kalau lagi dirumah yaitu kaos oblong dan sarung serta kulanjutkan makan malam sendirian.

Lagi enak2nya nonton warta berita TVRI, kudengar suara ibu dari kamarnya memanggil namaku..Adiiii. adiiiii..sini dulu.diii.. Selama ini belum pernah masuk ke kamar mertuaku, jadi kujawab panggilan ibu dari depan pintu kamarnya yang terbuka tetapi tertutup korden.ada..ap..apaaaa..bu...?? Kesini. dong. diiii...masuklah...dan kubuka korden kamar ibu dan kulihat ibu lagi tiduran miring menghadap ke arahku dan memakai pakaian tidur yang sangat tipis. Tapi baru saja aku akan masuk kamar, tiba2 telepon berdering, sebentar..ya.bu.ada telepon masuk, kataku pada ibu. Hallo..., kataku sambil mengangkat gagang telepon, Maasss.., oh.rupanya si Ina dalam hatiku, lagi ngapain.maasss ? apa sudah makan...?? kata Ina lagi. Biasa.., lagi nonton TV jawabku. Masss..,

kelihatannya pesta kawinnya Sarah.akan besar2an, aku lagi sibuk nih..dengan merangkai bunga, katanya dan kelihatannya aku nggak bisa pulang, jadi besok seperti rencana aja deh Mas...lanjut Ina. Iya.deh In...nggak apa2, jawabku. Eh...maasss., mana ibu..??? Aku pingin ngomong dong..., lanjut Ina. Innn..Ibu dari tadi tiduran dikamarnya.. katanya lagi pusing...aku lihat tadi.pelipisnya di tempelin koyok, kataku. Massss.., tolong deh kepala ibu dipijitin...pasti deh.pusingnya ibu akan hilang., biasanya..ibu suka aku pijitin, kalau lagi pusing..dan..sebentar aja, katanya pusingnya hilang..tolong..ya...masss, dan sampaikan salamku buat ibu dan OK mas..sampai besok, cerocos Ina. Sambil aku berjalan kembali kearah kamar ibu, kudengar suara ibu yang tidak terlalu keras, Adiii...telepon dari siapa...?? Oh...dari Ina.bu... Sini...dong.. Diii. tolongin.ibu.. Sambil membuka korden kamar ibu dan terlihat posisi tiduran ibu masih seperti semula yaitu menghadap ke arahku, si.siniiii.diiii.tolongin..ibu..?? kata ibu sambil melambaikan tangannya dan kulihat ketek ibu yang agak ditumbuhi bulu2 hitam lebat, sehingga membuat kontolku berdiri. Sini...diii..tolongin.ibu, kata ibu sambil menepuk tempat tidur tepat dimukanya dan menggeser badannya sedikit kearah belakang.

Waktu badannya bergeser, kulihat teteknya bergerak-gerak dan setelah kuperhatikan rupanya ibu nggak memakai Bh, sehingga kontolku semakin tegang saja, untungnya nggak kelihatan karena aku pakai sarung. Tol.tolongiinn.apa.bu..?? Kataku setelah aku berdiri tepat dimuka ibu dan Ibu...masih pusing...ya..?? lanjutkan. Eeeemmm.diii..duduklah disini..kata ibu sambil menepuk kasur dimukanya dan menggeser badannya lagi sedikit kearah belakang dan sepertinya memberi tempat aku buat duduk, tolong..ke.pala ibu dipijitin..sebentar.ya..diii, kepala..ibu...kok tambah.berat aja. Lalu aku duduk tepat dimuka ibu dan kupegang kepala ibu dengan kedua tanganku sambil kupijat-pijat.

Kulihat mata ibu memejam ketika kepalanya kupijiti, mungkin lagi menikmati enaknya pijitanku. Dari jarak yang begitu dekat, terlihat tetek ibu yang nggak terlalu besar samar-samar dibalik daster yang tipis itu dan ini membuat kontolku semakin tegang saja dan mulai kelihatan menonjol dari balik sarungku. Diii.., kata ibu sambil matanya masih tetap terpejam, In.Ina..bilang.apa..?? Anu.bu...pestanya si Sarah.kelihatannya akan besar2an, kataku. Terus...,lanjut ibu, Iya..bu..saya bilang ibu lagi tiduran karena pusing dan sa...saya diminta untuk memijiti kepala ibu..., jawabku. Lalu kami berdua diam dan tetap kulanjutkan pijitan dikepala ibu.

Karena nggak tahan diam terus dan yang terdengar hanya suara napas ibu, maka aku mencoba untuk menanyakan kata2 ibu kemarin sewaktu di kamar mandi. Buuu...,kataku pelan2. Ya...diii..ada.apa.?? sahut ibu dan matanya melek sedikit dan memandangku tapi lalu merem lagi. Itu...lo..buuu.., kemarin kan ibu bil.bilang..kalau Ina beruntung..apa sih itu..bu.??? Ibu nggak langsung menjawab, tapi tiba2 ibu sambil membuka matanya sedikit melihat arah sarungku dan dengan cepat tangannya bergerak menggenggam dan memijat pelan kontolku yang terlihat menonjol dari luar sarung sambil mengucap..In..ini..lho..diii... Memang..nya.kenapa..buuuuu, tanyaku pingin tahu lebih jauh jawaban ibu. Ahhh. kamu.ini.., jawab ibu sambil memijit lagi kontolku, be...saaarrr...diiiii, lanjut ibu sambil melepas pijitannya dan menggeser tangannya dari sarungku. Setelah itu, nggak ada lagi pembicaraan, tapi napas ibu semakin tidak teratur dan makin keras dan kontolku semakin tegang saja setelah di pijit ibu.

Perasaanku makin nggak karu2an dan kulihat ibu masih saja tetap memejamkan matanya, hanya nafasnya semakin kencang. Lalu sambil tetap kupijiti kepalanya, pelan2 kudekati bibir ibu dan....kucium bibir ibu lembut. Kulihat ibu agak kaget tapi matanya masih tertutup dan berguman pelan..Adiiiiii..aaahhhhh.. kam.. kamu..nakaaal.ya. Karena nggak ada reaksi negatif dari ibu, maka keberanian dan nafsuku semakin bertambah, pelan2 kuangkat sarungku dan kupegang batang kontolku lalu kubawa maju menuju mulut ibu yang agak terbuka sedikit itu. Adiiii...seru ibu lirih ketika kontolku kudorong masuk ke mulut ibu dan hhhhmmm...hhhhmmm. ,suara ibu yang nggak bisa meneruskan kata2nya karena kontolku sudah ½ nya masuk ke mulutnya. Buuu..bbuuu.enaaaaaakkk.bu...bu, gumanku ketika lidah ibu terasa sedang dipermainkan di kepala kontoku dan terus di sedot2, sedang ibu hanya ber suara.. hhhmmmm...hmmmm.hhmmm..

Pelan2 aku majukan badanku kearah muka ibu, sehingga sumua kontolku sekarang masuk semua kedalam mulut ibu, sambil kulepaskan kedua tanganku dari kepala ibu dan kupindahkan ke tetek ibu yang cukup lembut serta kuremas-remas. Setelah beberapa saat kontolku di sedot2 ibu, rangsangan ditubuhku makin panas, lalu kuangkat daster ibu dari bawah dan..rupanya ..ibu sudah nggak pake Cd, sehingga terlihat badannya yang putih bersih ibu dan sekeliling memeknya ditumbuhi bulu2 hitam halus yang lebat.

Kurebahkan badanku ke arah perut ibu, lalu kujilati dan kucucup perut dan sekitarnya, sedangkan ibu semakin keras menyedot-nyedot kontolku sambil maju-mundurkan mulutnya. Setelah beberapa saat jilatanku hanya disekitar perut ibu, sekarang secara perlahan-lahan kuselusuri jilatanku kearah memek ibu. Sesampainya mulutku di sekitar bibir memek ibu, kujepit bibirnya yang sudah basah oleh cairan ibu yang asin2 enak, sambil kupermainkan ludahku dan badan ibu menggelinjang sambil berguman. Ad..adiii..lalu suara ibu menghilang dan hanya terdengar bunyi .. hhmmmm. hhmm ..hhmmm.karena kembali kontolku ketekan masuk kemulut ibu.

Kemudian lidahku menjalar terus ke arah kelentit ibu dan ku main2kan dengan lidahku dan sesekali kusedot agak kuat, sehingga tubuh ibu menggelinjang keras sambil menaik-turunkan pantatnya dan kedua tangannya berusaha menekan kepalaku kedalam memeknya dan pantatku tetap ku naik-turunkan sehingga kontolku keluar masuk mulut ibu dan yang kudengar hanya bunyi ..hhhmmmm.. hhhmmm.hhhmm..dari mulut ibu. Setelah cukup lama seluruh bagian memek ibu yang sangat basah itu ku sedot dan jilat itu, tiba2...ibu melepaskan kontolku dari mulutnya dan...Addiiiii.., teriak ibu agak keras..amm...puunnn.diiiii, ibu nggak..tah.tahaaaannnnn..ib.bu..kel..uaaaaaaaarrrr..arccchhhhh, sambil kedua tangannya menekan kepalaku kuat2 ke memeknya dan pantatnya naik-turun dengan cepat, lalu ..terdiam...dan hanya nafas ibu yang terdengar terengah-engah.

Setelah nafas ibu terdengar agak teratur..Adiiiii.. sin.siniiii... sayaaaaang, kata ibu sambil berusaha menarik badanku kearahnya dan kulepaskan mulutku dari memek ibu yang penuh dengan cairannya serta kuputar badanku dan kucium mulut ibu dengan bibirku yang masih basah dengan cairan ibu dan badannya kupeluk erat. Adiiiiii..., terdengar bisikan halus ibu ditelingaku.pusss.ing..ibu. sudah hilang..say...aanng, sud..aaahh lamaaaa..ibu merindukan..ini.diiiii, dan aku nggak memberikan jawaban apapun hanya kukecup bibir ibu dengan lembut serta disambutnya ciumanku itu dengan mesra. Kontolku tetap masih sangat tegang karena sampai saat ini yang kupentingkan ibu supaya bisa orgasme lebih dulu dan sekarang posisiku sudah berada diatas badan ibu yang sedang terlentang, sambil kami tetap berpelukan dan berciuman. Sambil kukecup pipi ibu, kubisiki telinga ibu..buuuu.., boo..leeehh. sayaaa..?? belum sampai kata2 yang aku ucapkan itu selesai, terasa ibu telah berusaha merenggangkan ke dua kakinya pelan2 dan kulihat ibu tidak berusaha menjawab, tapi terus menutup matanya.

Dengan tanpa melihat, kucari lubang memek ibu dengan kontolku dan ibu menggeser pantatnya sedikit saat kontolku sudah menempel memeknya, sepertinya ibu sedang berusaha menempatkan lobang memeknya agar kontolku mudah masuk. Setelah kurasa pas, kutekan kontolku pelan2 ke memek ibu, tapi sepertinya nggak ada tanda2 kepala kontolku mulai masuk, walau memek ibu sudah basah sekali. Yang kuperhatikan diwajah ibu yang lagi merem itu, sepertinya ibu menyeringai agak menahan rasa sewaktu kontolku kutekan ke memeknya.. peel.. laaan.. pelaaan.diiii.. saaa...kiitt, kudengar bisik ibu dan lanjutnya ..iibu.. sudah lama..nggak.. pernah begini, sejak bapak kawin lagi.diii.

Karena kasihan mendengar suara ibu itu, kuangkat pelan2 kontolku tapi tangan ibu yang dari tadi ada di pantatku berusaha menahannya. Jaa...ngaaann..dicabuuuutt..diii.. kedengar bisik ibu lagi. Aku nggak menjawab apa2, tapi kutusukkan lagi kontolku pelan2 ke memek ibu dan..ttrrretttt..terasa kepala kontolku seperti menguak sesuatu yang tadinya tertutup dan kuhentikan tusukan kontolku karena kudengar lagi ibu seperti merintih.Adiiiiii..sambil kedua tangannya menahan pantatku dan wajahnya menyeringai menahan sakit. Beberapa detik kemudian, kurasakan kedua tangan ibu menekan pantatku pelan2, aku langsung menekan kontolku lagi pelan2 dan.. ttrrreeett.bleessss... terasa kontolku masuk setengahnya ke memek ibu...aadiiiiiii....kata ibu seperti berbisik, suu..daaahh... maaasukk..sa.. yaang..., lanjutnya sambil melepas nafas panjang tapi tangan ibu menahan laju tekanan pantatku.

Aku diamkan sebentar pergerakan kontolku sambil menunggu reaksi ibu lebih lanjut, tapi...dalam keadaan diam seperti ini, aku merasa kontolku sedang terhisap kuat di dalam memek ibu dan secara nggak sadar terucap dari mulutku.. buuu..ibuuu.ennaaakk..sekali..buu..terr.usss..buu. Saking enaknya.aku sudah nggak perhatikan tangan atau wajah ibu lagi, lalu kegerakkan pantatku naik turun pelan2 dan makin lama makin cepat, dan ibu mengimbanginya dengan mengerakkan pantatnya seperti berputar-putar. Addiii...diii..tee..ruuus. diiii..enaaakk..aduuuhhh...enakkk..ddiii.., kudengar kata2 ibu terbata-bata dan terucap dari mulutku secara tanpa sadar...bbuuuuu..buuuu..iy. ya...saa. yyaaa. jugaaa..eenaakkkk, dan kubungkam bibir ibu dengan mulutku sambil lidahku kuputar didalam mulut ibu, serta kedua tanganku mencengkeram kuat wajah ibu.

Sedang kan kedua tangan ibu masih tetap di posisi pantatku dan menekan pantatku apabila pantatku lagi naik. Goyangan dan gerakan aku dan ibu semakin cepat dan kudengar bunyi.crreeettt...creeettt..creeetttt.secara teratur sesuai dengan gerakan naik-turunnya pantatku serta bunyi suara ibu ..hhmmm...aaaahhhh.. aaahhh.yang nggak keluar karena bibirnya tertutup bibirku. Nggak lama kemudian gerakan pantat ibu yang berputar itu semakin cepat dan kedua tangannya mencengkeram kuat2 di pantatku dan...tiba2 ibu melepas ciumanku serta berkata tersendat sendat agak keras..Adiii..diiii...ddii..ibuuuu..ibuu..haam. piirr..ddiiii.aa...yyoooo..diiii.., moment ini nggak kusia siakan, karena aku sudah nggak kuat menahan desakan pejuku yang akan keluar.buuu.tuung.. guuu.saa..maaa.samaaa..sek..aaarangggg...arrcchhhhhh.., sambil kutekan kontolku kuat2 kedalam memek ibu dan kurasakan cengkeraman kedua tangan ibu di pantatku makin keras dan agak sakit seakan ada kukunya yang menusuk pantatku.

Kuperhatikan ibu dengan nafas yang masih ter engah2 terdiam lemas seperti tanpa tenaga dan kedua tangannya walau terkulai tapi masih dalam posisi memelukku, sedangkan posisiku yang masih diatas tubuh ibu dengan kontolku masih nancep semuanya didalam memek ibu. Karena Ibu diam saja tapi nafasnya mulai agar teratur, aku berpikir ibu mau istirahat atau lansung tidur, lalu kuangkat pantatku pelan2 untuk mencabut kontolku yang masih ada di dalam memek ibu, eeehh...nggak tahunya ibu dengan kedua tangannya yang mash tetap di punggungku dan memiringkan badannya sehingga aku tergeletak disampingnya lalu dengan matanya masih terpejam dia berguman pelan...Adiii...bii.aarkan..diii.biarkan dida..laaamm...ibuuuu. rasanya..enak.ada yang mengganjel didalam...sambil mencium bibirku mesra sekali dan...kami terus ketiduran sampai pagi.

Cerita Mesum Hot Muridku Yang Bohay

Cerita Sex ABG: Hubungan Intim ABG Dengan Guru








Cerita Seks Hot - Langsung saja nie ceritanya, Fanny Damayanti, adalah seorang gadis dengan wajah cantik, alis matanya melengkung, dan mata indah serta jernih, dilindungi oleh bulu mata lentik, hidung mancung serasi melengkapi kecantikannya, ditambah dengan bibir mungil merah alami yang serasi pula dengan wajahnya.

Rambutnya yang hitam dan dipotong pendek menjadikannya lebih menarik, kulitnya putih mulus dan terawat, badannya mulai tumbuh begitu indah dan seksi. Dia tumbuh di kalangan keluarga yang cukup berada dan menyayanginya. Usianya baru 15 tahun, kadang sifatnya masih kekanakan. Badannya tidak terlalu tinggi berkisar 155 cm, badannya ideal dengan tinggi badannya, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus. " Cerita Mesum "

Seminggu yang lalu Fanny mulai rutin mengikuti les privat Fisika di rumahku, Renne Lobo, aku seorang duda. Aku mempunyai sebuah rumah mungil dengan dua buah kamar, diantaranya ada sebuah kamar mandi yang bersih dan harum. Kamar depan diperuntukkan ruang kerja dan perpustakaan, buku-buku tersusun rapi di dalam rak dengan warna-warna kayu, sama seperti meja kerja yang di atasnya terletak seperangkat komputer.

Sebuah lukisan yang indah tergantung di dinding, lukisan itu semakin tampak indah di latar belakangi oleh warna dinding yang serasi. Ruang tidurnya dihiasi ornamen yang serasi pula, dengan tempat tidur besar dan pencahayaan lampu yang membuat suasana semakin romantis. Ruang tamu ditata sangat artistik sehingga terasa nyaman.

Rumahku memang terkesan romantis dengan terdengar pelan alunan lagu-lagu cinta, Fanny sedang mengerjakan tugas yang baru kuperintahkan. Dia terlalu asyik mengerjakan tugas itu, tanpa sengaja penghapusnya jatuh tersenggol. Fanny berusaha menggapai ke bawah bermaksud untuk mengambilnya, tapi ternyata dia memegang tanganku yang telah lebih dulu mengambilnya.

Fanny kaget melihat ke arahku yang sedang tersenyum padanya. Fanny berusaha tersenyum, saat tangan kirinya kupegang dan telapak tangannya kubalikkan dengan lembut, kemudian kutaruh penghapus itu ke dalam telapak tangannya.

Aku sebagai orang yang telah cukup berpengalaman dapat merasakan getaran-getaran perasaan yang tersalur melalui jari-jari gadis itu, sambil tersenyum aku berkata, “Fan, kamu tampak lebih cantik kalau tersenyum seperti itu”. Kata-kataku membuat gadis itu merasa tersanjung, dengan tidak sadar Fanny mencubit pahaku sambil tersenyum senang.

“Udah punya pacar Fan?”, godaku sambil menatap Fanny.

“Belum, Kak!”, jawabnya malu-malu, wajahnya yang cantik itu bersemu merah.

“Kenapa, kan temen seusiamu sudah mulai punya pacar”, lanjutku.

“Habis mereka maunya cuma hura-hura kayak anak kecil, caper”, komentarnya sambil melanjutkan menulis jawaban tugasnya.

“Ohh!”, aku bergumam dan beranjak dari tempat duduknya, mengambil minuman kaleng dari dalam kulkas.

“Minum Coca Cola apa Fanta, Fan?”, lanjutku.

“Apa ya! Coca Cola aja deh Kak”, sahutnya sambil terus bekerja.

Aku mambawa dua kaleng minuman dan mataku terus melihat dan menelusuri tubuh Fanny yang membelakangi, ternyata menarik juga gadis ini, badannya yang semampai dan bagus cukup membuatku bergairah, pikirku sambil tersenyum sendiri.

“Sudah Kak”, suara Fanny mengagetkan lamunanku, kuhampiri dan kusodorkan sekaleng Coca-Cola kesukaan gadis itu. Kemudian aku memeriksa hasil pekerjaan itu, ternyata benar semua.

“Ahh, ternyata selain cantik kamu juga pintar Fan “, pujiku dan membuat Fanny tampak tersipu dan hatinya berbunga-bunga.

Aku yang sengaja duduk di sebelah kanannya, melanjutkan menerangkan pemecahan soal-soal lain, Bau wangi parfum yang kupakai sangat lembut dan terasa nikmat tercium hidung, mungkin itu yang membuatnya tanpa sadar bergeser semakin dekat padaku.

Pujian tadi membuatnya tidak dapat berkonsentrasi dan berusaha mencoba mengerti apa yang sedang dijelaskan, tapi gagal. Aku yang melihatnya tersenyum dalam hati dan sengaja duduk menyamping, agak menghadap pada gadis itu sehingga instingku mengatakan hatinya agak tergetar.

“Kamu bisa ngerti yang baru kakak jelaskan Fan”, kataku sambil melihat wajah Fanny lewat sudut mata.

Fanny tersentak dari lamunannya dan menggeleng, “Belum, ulang dong Kak!”, sahutnya. Kemudian aku mengambil kertas baru dan diletakkan di depannya, tangan kananku mulai menuliskan rumus-rumus sambil menerangkan, tangan lainnya diletakkan di sandaran kursi tempatnya duduk dan sesekali aku sengaja mengusap punggungnya dengan lembut.

Fanny semakin tidak bisa berkonsentrasi, saat merasakan usapan lembut jari tanganku itu, jantungnya semakin berdegup dengan keras, usapan itu kuusahakan senyaman dan selembut mungkin dan membuatnya semakin terlena oleh perasaan yang tak terlukiskan. Dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi lagi. Tanpa terasa matanya terpejam menikmati belaian tangan dan bau parfum yang lembut.

Dia berusaha melirikku, tapi aku cuek saja, sebagai perempuan yang selalu ingin diperhatikan, Fanny mulai mencoba menarik perhatianku. Dia memberanikan diri meletakkan tangan di atas pahaku. Jantungnya semakin berdegup, ada getaran yang menjalar lembut lewat tanganku.

Selesai menerangkan aku menatapnya dengan lembut, dia tak kuasa menahan tatapan mata yang tajam itu, perasaannya menjadi tak karuan, tubuhnya serasa menggigil saat melihat senyumku, tanpa sadar tangan kirinya meremas lembut pahaku, akhirnya Fanny menutup mata karena tidak kuat menahan gejolak didadanya. Aku tahu apa yang dirasakan gadis itu dengan instingku.

“Kamu sakit?”, tanyaku berbasa basi. Fanny menggelengkan kepala, tapi tanganku tetap meraba dahinya dengan lembut, Fanny diam saja karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Aku genggam lembut jari tangan kirinya.

Udara hangat menerpa telinganya dari hidungku, “Kamu benar-benar gadis yang cantik, dan telah tumbuh dewasa Fan”, gumamku lirih. pujian itu membuat dirinya makin bangga, tubuhnya bergetar, dan nafasnya sesak menahan gejolak di dadanya. Dan Fanny ternyata tak kuasa untuk menahan keinginannya meletakkan kepalanya di dadaku, “Ahh..”, Fanny mendesah kecil tanpa disadari.

Aku sadar gadis ini mulai menyukaiku, dan berhasil membangkitkan perasaan romantisnya. Tanganku bergerak mengusap lembut telinga gadis itu, kemudian turun ke leher, dan kembali lagi naik ke telinga beberapa kali. Fanny merasa angan-angannya melambung, entah kenapa dia pasrah saja saat aku mengangkat dagunya, mungkin terselip hatinya perasaan ingin terus menikmati belaian-belaian lembut itu.

“Kamu memang sangat cantik dan aku yakin jalan pikiranmu sangat dewasa, Aku kagum!”, kataku merayu.

Udara hangat terasa menerpa wajahya yang cantik, disusul bibir hangatku menyentuh keningnya, lalu turun pelan ke telinga, hangat dan lembut, perasaan nikmat seperti ini pasti belum pernah dialaminya. Anehnya dia menjadi ketagihan, dan merasa tidak rela untuk cepat-cepat mengakhiri semua kejadian itu.

“Ja.., jangan Kak”, pintanya untuk menolak. Tapi dia tidak berusaha untuk mengelak saat bibir hangatku dengan lembut penuh perasaan menyusuri pipinya yang lembut, putih dan halus, saat merasakan hangatnya bibirku mengulum bibirnya yang mungil merah merekah itu bergeter, aku yakin baru pertama kali ini dia merasakan nikmatnya dikulum dan dicium bibir laki-laki.

Jantung di dadanya berdegup makin keras, perasaan nikmat yang menyelimuti hatinya semakin membuatnya melambung. “Uuhh..!”, hatinya tergelitik untuk mulai membalas ciuman dan kuluman-kuluman hangatku.

“Aaahh..”, dia mendesah merasakan remasanku lembut di payudara kiri yang menonjol di dadanya, seakan tak kuasa melarang. Dia diam saja, remasan lembut menambah kenikmatan tersendiri baginya.

“Dadamu sangat indah Fan”, sebuah pujian yang membuatnya semakin mabuk, bahkan tangannya kini memegang tanganku, tidak untuk melarangnya, tapi ikut menekan dan mengikuti irama remasan di tanganku. Dia benar-benar semakin menikmatinya. Serdadukupun mulai menegang.

“Aaahh”, Fanny mendesah kembali dan pahanya bergerak-gerak dan tubuhnya bergetar menandakan vaginanya mulai basah oleh lendir yang keluar akibat rangsangan yang dialaminya, hal itu membuat vaginanya terasa geli, merupakan kenikmatan tersendiri. Dia semakin terlena diantara degup-degup jantung dan keinginannya untuk mencapai puncak kenikmatan. Diimbanginya kuluman bibir dan remasan lembut di atas buah dadanya.

Saat tanganku mulai membuka kancing baju seragamnya, tangannya mencoba menahannya.

“Jangan nanti dilihat orang”, pintanya, tapi tidak kupedulikan. Kulanjutkan membuka satu persatu, dadanya yang putih mulus mulai terlihat, buah dadanya tertutup bra warna coklat.

Seakan dia sudah tidak peduli lagi dengan keadaannya, hanya kenikmatan yang ingin dicapainya, dia pasrah saat kugendong dan merebahkannya di atas tempat tidur yang bersprei putih. Di tempat tidur ini aku merasa lebih nyaman, semakin bisa menikmati cumbuan, dibiarkannya dada yang putih mulus itu makin terbuka.

“Auuuhh”, bibirku mulai bergeser pelan mengusap dan mencium hangat di lehernya yang putih mulus. “Aaaahh”, dia makin mendesah dan merasakan kegelian lain yang lebih nikmat.

Aku semakin senang dengan bau wangi di tubuhnya. “Tubuhmu wangi sekali”, kembali rayuan itu membuatnya makin besar kepala. Tanganku itu dibiarkan menelusuri dadanya yang terbuka. Fanny sendiri tidak kuasa menolak, seakan ada perasaan bangga tubuhnya dilihat dan kunikmati. Tanganku kini menelusuri perutnya dengan lembut, membuatnya menggelinjang kegelian. Bibir hangatku beralih menelusuri dadanya.

“Uhh.!”, tanganku menarik bajunya ke atas hingga keluar dari rok abu-abunya, kemudian jari-jarinya melepas kancing yang tersisa dan menari lembut di atas perutnya. “Auuuhh” membuatnya menggelinjang nikmat, perasaannya melambung mengikuti irama jari-jariku, sementara serdaduku terasa makin tegang.

Dia mulai menarik kepalaku ke atas dan mulai mengimbagi ciuman dan kuluman, seperti caraku mengulum dan mencium bibirnya. “Ooohh”, terdengar desah Fanny yang semakin terlena dengan ciuman hangat dan tarian jari-jariku diatas perutnya, kini dada dan perutnya terlihat putih, mulus dan halus hanya tertutup bra coklat muda yang lembut.

Aku semakin tegang hingga harus mengatur gejolak birahi dengan mengatur pernafasanku, aku terus mempermainkan tubuh dan perasaan gadis itu, kuperlakukan Fanny dengan halus, lembut, dan tidak terburu-buru, hal ini membuat Fanny makin penasaran dan makin bernafsu, mungkin itu yang membuat gadis itu pasrah saat tanganku menyusup ke belakang, dan membuka kancing branya.

Tanganku mulai menyusup di bagian dada yang menonjol di bawah bra gadis itu, terasa kenyal dan padat di tanganku.

“Aaahh.. Uuuhh. ooohh”, Fanny menggelinjang gelinjang geli dan nikmat, jemari itu menari dan mengusap lembut di atas buah dadanya yang mulai berkembang lembut dan putih, seraya terus berpagutan. Dia merasa semakin nikmat, geli dan melambungkan angan-angannya.

Ujung jariku mulai mempermainkan puting susunya yang masih kecil dan kemerahan itu dengan sangat hati-hati. “Kak.. Aaahh.. uuhh.. ahh”. Fanny mulai menunjukkan tanda-tanda terangsang hingga berusaha ikut membuka kancing bajuku, agak susah, tapi dia berhasil. Tangannya menyusup kebalik baju dan mengelus dadaku, sementara birahinya makin memuncak. “Ngghh.. “, vaginanya yang basah semakin membuatnya nikmat, pikirku. Fanny menurut ketika badannya diangkat sedikit, dibiarkannya baju dan branya kutanggalkan, lalu dilempar ke samping tempat tidur.

Sekarang tubuh bagian atasnya tidak tertutup apapun, dia tampak tertegun dan risih sejenak, saat mataku menelusuri lekuk tubuhnya. Di sisi lain dia merasa kagum dengan dua gunung indah yang masih perawan yang menyembul di atas dadanya, belum pernah terjamah oleh siapapun selain dirinya sendiri. Sedangkan aku tertegun sejenak melihat pemandangan di depan mataku, birahiku bergejolak kembali, aku berusaha mengatur pernafasan, karena tidak ingin melepaskan nafsu binatangku hingga menyakiti perasaan gadis cantik yang tergolek pasrah di depanku ini.

Aku mulai mengulum buah dada gadis itu perlahan, terasa membusung lembut, putih dan kenyal. Diperlakukan seperti itu Fanny menggelinjang, “Ahh.. uuuhh.. aaahh”. Pengalaman pertamanya ini membuat angan-angannya terbang tinggi. Buah dadanya yang putih, lembut, dan kenyal itu terasa nikmat kuhisap lembut, tarian lidah diputing susunya yang kecil kemerahan itu mulai berdiri dan mengeras.

“Aaahh..!”, dia merintih geli dan makin mendekap kepalaku, vaginanya mungkin kini terasa membanjir. Birahinya semakin memuncak. “Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. Uhh”, rintihnya makin panjang. Aku terus mempermainkan buah dada gadis lugu itu dengan bibir dan lidahku, sambil membuka kancing bajuku sendiri satu persatu, kemudian baju itu kutanggalkan, terlihat dadaku yang bidang dan atletis.

Kembali ujung bibirnya kukulum, terasa geli dan nikmat. Saat Fanny akan membalas memagutnya, telapak tangannya kupegang dan kubimbing naik ke atas kepalanya. Aku mulai mencium dan menghisap lembut, dan menggigit kecil tangan kanannya, mulai dari pangkal lengan, siku sampai ujung jarinya diisap-isap. Membuatnya bertambah geli dan nikmat. “Geli.. ahh.. ohh!”

Perasaannya melambung kembali, ketika buah dadanya dikulum, dijilati dan dihisap lembut. “Uuuhh.!”, dia makin mendekapkan kepalaku, itu akan membuat vaginanya geli, membuat birahinya semakin memuncak.

“Kak.. ahh, terus kak.. ahh.. ssst.. uhh”, dia merintih rintih dan menggelinjang, sesekali kakinya menekuk ke atas, hingga roknya tersingkap.

Sambil terus mempermainkan buah dada gadis itu. aku melirik ke paha mulus, indah terlihat di antara rok yang tersingkap. Darahku berdesir, kupindahkan tanganku dan terus menari naik turun antara lutut dan pangkal paha putih mulus, masih tertutup celana yang membasah, Aku merasakan birahi Fanny semakin memuncak. Aku terus mempermainkan buah dada gadis itu.

“Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh”, terdengar gadis itu merintih panjang. Aku dengan pelan dan pasti mulai membuka kancing, lalu menurunkan retsleting rok abu-abu itu, seakan Fanny tidak peduli dengan tindakanku itu. Rangsangan yang membuat birahinya memuncak membuatnya bertekuk lutut, menyerah.

“Jangan Kak.. aahh”, tapi aku tidak peduli, bahkan kemudian Fanny malah membantu menurunkan roknya sendiri dengan mengangkat pantatnya. Aku tertegun sejenak melihat tubuh putih mulus dan indah itu. Kemudian badan gadis itu kubalikkan sehingga posisinya tengkurap, bibirku merayap ke leher belakang dan punggung.

“Uuuhh”, ketika membalikkan badan, Fanny melihat sesuatu yang menonjol di balik celana dalamku. Dia kaget, malu, tapi ingin tahu. “Aaahh”. Fanny mulai merapatkan kakinya, ada perasaan risih sesaat, kemudian hilang kalah oleh nafsu birahi yang telah menyelimuti perasaannya. “Ahh..”, dia diam saja saat aku kembali mencium bibirnya, membimbing tangannya ke bawah di antara pangkal paha, dia kini memegang dan merasakan serdadu yang keras bulat dan panjang di balik celanaku, sejenak Fanny sejenak mengelus-elus benda yang membuat hatinya penasaran, tapi kemudian dia kaget dan menarik tangannya.

“Aaahh”, Fanny tak kuberikan kesempatan untuk berfikir lain, ketika mulutku kembali memainkan puting susu mungil yang berdiri tegak dengan indahnya di atas tonjolan dada. Vaginanya terasa makin membanjir, hal ini membuat birahinya makin memuncak.

“Ahh.. ahh.. teruuus.. ahh.. uhh”, sambil terus memainkan buah dadanya, tanganku menari naik turun antara lutut dan pangkal pahanya yang putih mulus yang masih tertutup celana. Tanpa disadarinya, karena nikmat, tanganku mulai menyusup di bawah celana dalamnya dan mengusap-usap lembut bawah pusar yang mulai ditumbuhi rambut, pangkal paha, dan pantatnya yang kenyal terbentuk dengan indahnya bergantian.

“Teruuuss.. aaahh.. uuuhh”, karena geli dan nikmat Fanny mulai membuka kakinya, jari-jari Rene yang nakal mulai menyusup dan mengelus vaginanya dari bagian luar celana, birahinya memuncak sampai kepala.

“Ahh.. terus.. ahh.. ohh”, gadis itu kaget sejenak, kemudian kembali merintih rintih. Melihat Fanny menggelinjang kenikmatan, tanganku mencoba mulai menyusup di balik celana melalui pangkal paha dan mengelus-elus dengan lembut vaginanya yang basah lembut dan hangat. Fanny makin menggelinjang dan birahinya makin membara. “Ahh.. teruusss ooh”, Fanny merintih rintih kenikmatan.

Aku tahu gadis itu hampir mencapai puncak birahi, dengan mudah tanganku mulai beraksi menurunkan celana dalam gadis itu perlahan. Benar saja, Fanny membiarkannya, sudah tidak peduli lagi bahkan mengangkat pantat dan kakinya, sehingga celana itu terlepas tanpa halangan.

Tubuh gadis itu kini tergolek bugil di depan mataku, tampak semakin indah dan merangsang. Pangkal pahanya yang sangat bagus itu dihiasi bulu-bulu lembut yang mulai tumbuh halus. Vaginanya tampak kemerahan dan basah dengan puting vagina mungil di tengahnya. Aku terus memainkan puting susu yang sekarang berdiri tegak sambil terus mengelus bibir vagina makin membanjir. “Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh”.

Vagina yang basah terasa geli dan gatal, nikmat sampai ujung kepala. “Kak.. aahh”, Fanny tak tahan lagi dan tangannya menyusup di bawah celana dalamku dan memegang serdadu yang keras bulat dan panjang itu. Fanny tidak merasa malu lagi, bahkan mulai mengimbangi gerakanku.

Aku tersenyum penuh kemenangan melihat tindakan gadis itu, secara tidak langsung gadis itu meminta untuk bertindak lebih jauh lagi. Aku melepas celana dalamku, melihat serdaduku yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, mata gadis itu terbelalak kagum.

Sekarang kami tidak memakai penutup sama sekali. Fanny kagum sampai mulutnya menganga melihat serdadu yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, baru pertama kali dia melihat benda itu. Vaginanya pasti sudah sangat geli dan gatal, dia tidak peduli lagi kalau masih perawan, kemudian telentang dan pelan-pelan membuka leber-lebar pahanya.

Sejenak aku tertegun melihat vagina yang bersih kemerahan dan dihisi bulu-bulu yang baru tumbuh, lubang vaginanya tampak masih tertutup selaput perawan dengan lubang kecil di tengahnya.

Fanny hanya tertegun saat aku berada di atasnya dengan serdadu yang tegak berdiri. Sambil bertumpu pada lutut dan siku, bibirku melumat, mencium, dan kadang menggigit kecil menjelajahi seluruh tubuhnya. Kuluman di puting susu yang disertai dengan gesekan-gesekan ujung burung ke bibir vaginanya kulakukan dengan hati-hati, makin membasah dan nikmat tersendiri. “Kak.. ahh, terus ssts.. ahh.. uhh”, birahinya memuncak bisa-bisa sampai kepalanya terasa kesemutan, dipegangnya serdaduku. “Ahh” terasa hangat dan kencang.

“Kak.. ahh!”, dia tak dapat lagi menahan gejolak biraninya, membimbing serdaduku ke lubang vaginanya, dia mulai menginginkan serdaduku menyerang ke lubang dan merojok vaginanya yang terasa sangat geli dan gatal. “Uuuhh.. aaahh”, tapi aku malah memainkan topi baja serdaduku sampai menyenggol-nyenggol selaput daranya. “Ooohh Kak masukkan ahh”, gadis itu sampai merintih rintih dan meminta-minta dengan penuh kenikmatan.

Dengan hati-hati dan pelan-pelan aku terus mempermainkan gadis itu dengan serdaduku yang keras, hangat tapi lembut itu menyusuri bibir vagina.

“Ooohh Kak masukkan aaahh”, di sela rintihan nikmat gadis itu, setelah kulihat puting susunya mengeras dan gerakannya mulai agak lemas, serdadu mulai menyerang masuk dan menembus selaput daranya, Sreetts “Aduuhh.. aahh”, tangannya mencengkeram bahuku. Dengan begitu, Fanny hanya merasa lubang vaginanya seperti digigit nyamuk, tidak begitu sakit, saat selaput dara itu robek, ditembus serdaduku yang besar dan keras. Burungku yang terpercik darah perawan bercampur lendir vaginanya terus masuk perlahan sampai setengahnya, ditarik lagi pelan-pelan dan hati-hati. “Ahh”, dia merintih kenikmatan.

Aku tidak mau terburu-buru, aku tidak ingin lubang vagina yang masih agak seret itu menjadi sakit karena belum terbiasa dan belum elastis. Burung itu masuk lagi setengahnya dan.. Sreeets “Ohh..”, kali ini tidak ada rasa sakit, Fanny hanya merasakan geli saat dirasakan burung itu keluar masuk merojok vaginanya. Fanny menggelinjang dan mengimbangi gerakan dan mendekap pinggangnya.

“Kak.. ahh, terus Kak.. ohh.. uhh”, serdaduku terus menghunjam semakin dalam. Ditarik lagi, “Aaahh”, masuk lagi. “Ahh, terus… ahh.. uhh”, lubang vagina itu makin lama makin mengembang, hingga burung itu bisa masuk sampai mencapai pangkalnya beberapa kali. Fanny merasakan nikmat birahinya memuncak di kepala, perasaannya melayang di awan-awan, badannya mulai bergeter getar dan mengejang, dan tak tertahankan lagi. “Aaahh, ooohh, aaahh” vaginanya berdenyut-denyut melepas nikmat. Dia telah mencapai puncak orgasme, kemudian terlihat lega yang menyelimuti dirinya.

Melihat Fanny sudah mencapai orgasme, aku kini melepas seluruh rasa birahi yang tertahan sejak tadi dan makin cepat merojok keluar masuk lubang vagina Fanny, “Kak.. ahh.. ssst.. ahh.. uhh”, Fanny merintih dan merasakan nikmat birahinya memuncak kembali. Badannya kembali bergetar dan mengejang, begitu juga denganku.

“Ahh.. oohh.. ohh.. aaaahh!”, kami merintih rintih panjang menuju puncak kenikmatan. Dan mereka mencapai orgasme hampir bersamaan, terasa serdadu menyemburkan air mani hangat ke dalam vagina gadis itu yang masih berdenyut nikmat.

Aku mengeluarkan serdadu yang terpercik darah perawan itu pelan-pelan, berbaring di sebelah Fanny dan memeluknya supaya Fanny merasa aman, dia tampak merasa sangat puas dengan pelajaran tahap awal yang kuberikan.

“Bagaimana kalau Fanny hamil Kak”, katanya sambil sudut matanya mengeluarkan air mata.

Sesaat kemudian aku dengan sabar menjelaskan bahwa Fanny tidak mungkin hamil, karena tidak dalam masa siklus subur, berkat pengalamanku menganalisa kekentalan lendir yang keluar dari vagina dan siklus menstruasinya.

Fanny semakin merasa lega, aman, merasa disayang. Kejadian tadi bisa berlangsung karena merupakan keinginan dan kerelaannya juga. Diapun bisa tersenyum puas dan menitikkan air mata bahagia, kemudian tertidur pulas dipelukanku yang telah menjadikannya seorang perempuan.

Bangun tidur, Fanny membersihkan badan di kamar mandi. Selesai mandi dia kembali ke kamar, dilepasnya handuk yang melilit tubuhnya, begitu indah dan menggairahkan sampai-sampai aku tak berkedip memandangnya. Diambilnya pakaian yang berserakan dan dikenakannya kembali satu persatu. Kemudian dia pamit pulang dan mencium pipiku yang masih berbaring di tempat tidur.